Sabtu, 05 Februari 2011

Jalur Polanharjo-Karanganom Putus, Kegiatan Warga Terganggu

Jalur antarkecamatan yang menghubungkan Kecamatan Polanharjo dan Karanganom putus total karena jembatan Glagahwangi ambrol. Ironisnya, meski runtuh sejak 10 tahun silam tidak pernah direhab sehingga warga mulai mempertanyakan.

Hamzah, warga Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo mengatakan jembatan itu runtuh sekitar 10 tahun lalu akibat diterjang banjir besar. "Seluruh badan jembatan ambruk. Padahal dulu jalan besar," ungkapnya, Rabu (6/1).

Dikatakannya dengan rontoknya badan jembatan warga sangat kerepotan. Sebab, jalur itu jalur ramai satu satunya yang menghubungkan Desa Blanciran, Kecamatan Karanganom dan Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo. Sejak jembatan putus, warga tidak bisa singkat berhubungan antarkecamatan. Warga dari dua wilayah kecamatan harus memutar ke Jl Yogya-Solo dengan jarak lima kilometer. Dari sisi barat warga harus melalui rute Jl Raya Karanganom dengan jarak belasan kilometer.

Imbas putusnya jembatan, pasar di dua wilayah menjadi sepi. Warga yang bersekolah dari dan ke dua lokasi harus memutar sehingga pendidikan surut karena siswa merosot. Bahkan Pasar Glagahwangi nyaris mati saat ini akibat sepinya warga karena jembatan putus. Warga sudah putus asa melaporkan kondisi jembatan itu ke pemkab karena tidak digubris.

Kaur Pemerintahan Desa Glagahwangi, Sarjito mengungkapkan ambruknya jembatan itu sudah berkali-kali dilaporkan ke pemkab. Bahkan sudah dua kali berganti bupati tidak ada tindakan. "Jalan ke arah jembatan sudah digunakan warga untuk beternak.Padahal akses penting," katanya. Dijelaskannya, warga saat ini membuat jembatan bambu yang hanya bisa dilintasi orang.


http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/01/06/43786/Jalur-Polanharjo-Karanganom-Putus-Kegiatan-Warga-Terganggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar